Tindakan Aborsi Klinik Aborsi Raden Saleh | 081380859966

 
Aborsi atau terminasi kehamilan adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengakhiri masa kehamilan sebelum waktunya. Di beberapa negara, aborsi dianggap legal dan wanita boleh melakukan aborsi sebelum usia kehamilannya lebih dari 24 minggu.

Di Indonesia, aborsi dianggap ilegal kecuali atas persetujuan dokter berdasarkan alasan atau pertimbangan medis tertentu, misalnya kondisi fisik dan psikologis komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan nyawa ibu.

Apa saja metode aborsi ?

    Early medical procedure’ (hingga pekan ke-9)

Prosedur Aborsi ini mengadopsi proses keguguran alami dan dilakukan pada pekan ke‐9 atau lebih awal. Prosedur ini diawali dengan pemberian tablet mifepristone yang akan menurunkan tingkat hormon kehamilan.

Dua hari kemudian, pasien akan diberi 4 tablet prostaglandin. Obat ini dapat membuat uterus (rahim) meluruhkan embrio. Serupa dengan menstruasi, proses ini disertai dengan perdarahan dan kram perut. Obat penghilang rasa sakit dan tablet anti mual dapat diberikan untuk mengatasi masalah ini.

    Vacum aspiration procedure’ (hingga pekan ke-14)

Prosedur ini menggunakan alat bantu berupa tabung hisap untuk mengeluarkan embrio melalui vagina. Biasanya, prosedur ini dilakukan di bawah anestesi umum dan memakan waktu kurang dari 10 menit. Pasien mungkin akan merasakan beberapa gejala nyeri dan tidak nyaman seperti ketika mengalami menstruasi.

    ‘Medical termination’ (dari pekan ke‐13)

Metode ini mirip dengan early medical procedure. Biasanya pasien akan diberi beberapa dosis prostaglandin langsung melalui mulut dan vagina. Pasien akan dirawat di rumah sakit sekitar dua hari lamanya. Dokter akan mendiskusikan obat pereda nyeri yang cocok bagi pasien.

    ‘Dilatation and evacuation surgery’ (D&E) (dari pekan ke‐14)

Dilatasi dan operasi evakuasi biasanya dilakukan di bawah anestesi umum dan memakan waktu kurang dari 20 menit. Prosedur ini melibatkan pengosongan uterus melalui vagina dengan menggunakan tabung dan Peralatan Medis Aborsi khusus.

Komplikasi apa yang bisa terjadi ?

Untuk semua jenis terminasi, komplikasi umum yang dapat terjadi adalah:

    Rasa nyeri, yang biasanya dapat dikendalikan dengan obat penghilang rasa sakit
    Pendarahan, seperti menstruasi
    Penggumpalan darah
    Infeksi
    Kehamilan tetap berlanjut, sehingga membutuhkan prosedur lain
    Masalah psikologis


Untuk medical termination akhir, ada juga risiko retensio plasenta atau diperlukan prosedur lain untuk mengosongkan uterus.

Untuk dilatation and evacuation surgery, risiko komplikasinya meliputi:

    Lubang di dalam rahim yang kemungkinan merusak struktur terdekat
    Kerusakan pada leher rahim


Apabila informasi yang Anda dapatkan kurang jelas, diskusikan risiko komplikasi ini dengan dokter.

Seberapa cepat proses pemulihan setelah aborsi ?

Setelah menjalani Aborsi, Anda diperbolehkan pulang ke rumah pada hari yang sama, kecuali pada beberapa kasus terminasi, Anda perlu bermalam di rumah sakit.

Beristirahatlah di rumah selama satu sampai dua hari dan konsumsi obat penghilang rasa sakit jika dibutuhkan.

Selama beberapa hari, Anda mungkin merasa kram dan perdarahan seperti ketika mengalami menstruasi. Anda dapat berdiskusi dengan dokter atau petugas medis mengenai kebutuhan kontrasepsi, antibiotik, atau suntikan jika golongan darah Anda memiliki resus negatif.

Aborsi yang sudah dilakukan seharusnya tidak mempengaruhi kesuburan pasien.

Beberapa wanita menjadi emosional setelah menjalani aborsi. Jika perasaan ini kian menjadi atau muncul terlalu lama, pastikan Anda memberi tahu dokter.

Sumber tulisan ini berasal dari www.klinikradensaleh.net, sebuah situs kesehatan yang menyediakan informasi terpercaya yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Komentar

Postingan Populer